Jakarta, 21 s.d 22 Oktober 2017
Ruas (Renungan Asmida) pagi ini terinspirasi dari cerita salah seorang penyanyi yang tampil di Kompas TV, yang jujur kalau tidak disebutkan oleh pembawa acara dan ustadz, penulis tidak kenal, betul tidak kenal dengan wajah baru tsb yang dulu rupanya pernah menghiasi layar kaca setelah disebutkan namanya, samar2x penulis cube mengingat wajah tsb rasanya pernah mendengar namanya, setelah sekian lama dengan banyaknya pendatang baru hampir tak ingat lagi dengan penyanyi tsb. Setelah menengok tayangan ini, penulis menebak nebak mungkin aja sipenyanyi ada, tapi karna sudah wajah baru jadi tidak tau. Sambil menunggu masuk sholat subuh, sambil meminum juice pokat yang baru di minum (Alhamdulillah tak basi) karena ketiduran dan terbangun kira2x jam 04.00 saking penatnye kegiatan di hari jumat, penulis tidak habis pikir mengapa penyanyi tsb sampai pada keputusan utk merubah wajah sebab dia tidak cacat atau ada hal 2x tertentu yang mengharuskan operasi dilakukan, namun itulah hidup, semua ada konsekkuensinya, walau sudah diingatkan, oleh orang tua khususnya ayah sekalipun demi cantik, demi segala tetek bengek tuntutan cantik, demi membahagiakan yang dicinta semua dilakukan yaitu operasi plastik yang dilakukan beberapa kali, namun tetap ada yang kurang dan diingatkan oleh ustad dalam bahasa gamblangnya jangan operasi lagi, begitu juga menurut hemat penulis. Penyesalan memang sering datang terlambat, dalam pengucapan yang tidak lepas (penulis tidak tau apakah memang begitu gaya bicaranya dari dulu) dalam pandangan penulis, dia juga mengingatkan orang lain agar tidak melakukan hal tsb, dalam ucapan ada penyesalan di hati, apalagi mendengar ucapan suami yang kira-kira rindu melihat wajah lama. Apa mau dikata wajah lama tidak akan kembali, wajah baru hasil kecanggihan tekhnologi, telah merubah segalanya tapi tidak akan mampu merubah hati yang menyesal, pelajaran yang sangat beharga untuk kita renungkan.
Narasi, gambar dan proses edit oleh:
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd