Sabtu, 31 Desember 2016

Galeri akhir tahun 2016


Moment akhir tahun 2016: ai dan aqira bereaksi 




Fhoto oleh: 
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M.Pd


Rabu, 28 Desember 2016

Acara 40 hari alm kemenakanda dedy darmawan

Waktu memang membius, setiap detik nafas tanpa terasa akhir perjalanan itu sudah 40 hari tgl 27 Desember 2016, Allah Maha Besar, suara keluarga maupun tetangga dan jamaah Masjid Nurul Yakin menggema melantunkan pembacaan Surah Yasin dan tahlil, mengharu dalam, kini sedikit rangkuman kenangan tergambar dalam Yasinan khusus dibuat oleh sang ibu Raja Muda Sarvini untuk dibaca mudah2xan doa yang dilantunkan dapat melapangkan kubur almarhum, amin yarabbal alamin. Terimekasih buat seluruh keluarga, kawan2x, tetangga khususnya di rt 02 rw 02 kel. rejosari yang memberi penyejuk pada kami yang sedang berduka.














Narasi dan Gambar oleh:
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd

Senin, 26 Desember 2016

Galeri Oma Usu























Cerite dibalik Sandwich ala Anggi dan Joti

Cerite dibalik Sandwich ala anggi dan joti

Selesai makan durian yang dibawak kemenakanda andre, lena dan farid dari kampung lipat kain
lengkap dengan lemang, pincaram , juge ade buah pulasan mirip dengan rambutan Alhamdulilah udah lame tak makan pulasan thanks farid jangan lupe kalau panen lagi ......hehehe...
Perut masih kenyang selesai makan nasi pakai sop ayam masakan kanda asmiwati saat joti mulai memanggil anggi rencana memasak mie goreng, cup lebihkan....untuk anggota lain yang hoby mie goreng al: yudi, farid dan fahri yang sudah tegak telinge mendengo mie goreng, wau rupanya ade lagi kueh untuk dibuat sandwich yang sudah beberape hari dirancang tapi belum dimasak, akhirnye kueh yang dibeli bunda diansur aje dulu celup ke air kopi kesukaan yes. Kini sandwich alla anggi dan joti olah solosai dimakan Alhamdulilah. Inilah gambonye.


Narasi dan gambar oleh: 
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd



Minggu, 25 Desember 2016

Ruas dipenghujung tahun 2016: Anak Berkondisi Khusus: Sindrom Down


Pekanbaru, 12 Desember 2016
TBM ALC, Gunung Raya Pekanbaru
Ruas dipenghujung tahun 2016: Anak berkondisi khusus: Sindrom Down

Saat memantau dan memberi sedikit pengarahan dengan anggota TBM Asmida Learning Center (TBM ALC) yang sedang merapikan buku-buku,  penulis seperti biasanya membolak balik buku yang  ditumpuk untuk disusun kembali ke rak sesuai format yang telah direvisi, salah satu buku yang penulis raih adalah  buku “ensiklopedia perkembangan bayi” yang ditulis oleh Susan Laurent dan Peter Reader” diterjemahkan oleh “ Andrea Lucmann dan Inswasti Cahyani”, salah satu judul yang membuat penulis terpaku salah satunye tentang “anak berkondisi khusus”. Memang tidak banyak ulasan tentang kondisi tersebut, namun hal ini mengingatkan penulis akan beberapa anak yang berkondisi khusus tersebut ditengah masyarakat kita yang pernah penulis temui bertahun tahun lalu hingga saat ini baik tetangga dekat maupun jauh, dalam hal ini penulis tidak dalam kapasitas menyatakan penyebab sianak menjadi berkondisi khusus karena itu lebih tepat disampaikan  orang yang mempunyai kompetensi dibidang tersebut. Disini penulis hanya ingin mengingatkan pada orang tua khususnya untuk lebih menyayangi sianak dengan cara memberikan mereka pendidikan khusus (bukan perhatian yang sangat khusus, sehingga anak sangat ketergantungan pada orang tua),  sehingga anak mudah beradaptasi maupun bersosialisasi dengan kawan-kawan disekolah dengan bantuan tenaga pendidik di sekolah yang mempunyai kompetensi menangani anak yang berkondisi khusus, salah satunya anak yang mengalami  sindrom down. Adapun yang dimaksud dengan sydrown down seperti yang dikutip dari: http://www.alodokter.com/sindrom-down) adalah ” gangguan genetika yang menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik tertentu. Sindrom down tidak bisa disembuhkan, namun dengan dukungan dan perhatian yang maksimal, anak-anak dengan sindrom down bisa tumbuh dengan bahagia. Selanjutnya dikatakan anak-anak dengan sindrom down membutuhkan bimbingan seperti anak normal lainnya atau bahkan lebih. Perkembangan mereka dalam berbagai aspek memerlukan waktu, dan mereka akan menjalaninya bertahap, sesuai dengan kemampuan mereka”. Tahapan pembelajaran inilah yang harus ditekankan orang tua pada anak yang lahir dengan kondisi tersebut,  salah satu tujuannya menurut hemat penulis, agar sianak dapat menolong dirinya sendiri seiring dengan perjalanan waktu seperti sudah bisa mandi maupun berpakaian sendiri, tau aturan lalu lintas saat melintas jalan, makan sudah tidak disuapi dan aturan lainnya dimasyarakat yang memang ada di kehidupan anak  begitu juga kebutuhan lainnya,  yang secara bertahap dan konsisten antara disekolah dengan dirumah harus ditaati orang tua sianak dengan perhatian penuh, dengan demikian ketergantungannya dengan orang terdekat khususnya orang tua bisa dikurangi, anak lumayan mampu mandiri walau tentunya kita tidak bisa terlalu berharap seperti anak secara umum, tapi kita bisa tersenyum saat mereka bukan anak-anak lagi atau mereka sudah ada ditengah masyarakat, mereka bahagia. Kita kadang lupa dan seakan akan selamanya kuat mendampingi anak, padahal dengan kondisi khusus sianak, hendaknya orang terdekat khususnya orang tua ayah dan ibu wajib waspada berpikir keras untuk sejak dini mengarahkan sianak akan peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ada di masyarakat, sekali lagi ingat jangan sampai kasih sayang yang berlebihan atas nama kasihan menyebabkan kita tidak mampu berbuat yang seharusnya. Penulis ingat beberapa tahun silam, anak berkondisi khusus ini menjadi hal yang secara umum masih awan di mata masyarakat, penulis mengambil salah satu contoh anak tetangga disalah satu kabupaten di Provinsi Riau melihat kondisi anak yang makin lama makin berubah wajahnya dan orang tua sianak yang dari keluarga berkecukupan telah membawa sianak berobat kemana saja, namun berdasarkan pengamatan penulis sianak tidak berubah wajahnya makin lama makin nampak berbeda dan cendrung sama dengan wajah salah satu anak yang kakaknya kawan sepermainan penulis saat masih imut hehehe.... Kembali ke anak tetangga tadi penurunan bukan hanya pisik tapi juga mental, oh iya anak - anak ini telapak tangannya tegap bulat-bulat dan lunak, begitu juga lidahnya yang cendrung keluar. Waktu itu informasi tidak seperti sekarang apalagi keterbukaan orang tua terhadap kondisi anak hanya dari mulut kemulut dengan berbagai versi, walau penulis yang saat itu masih duduk dibangku sekolah menengah  melihat kemiripan wajah sianak dengan salah satu gambar di buku biologi yang penulis baca, tapi penulis saat itu tidak menyampaikan dengan keluarga sianak walau kami tetangga baik, yah ada tatanan yang tidak mampu diucapkan tapi penulis tetap mengajak sianak berbicara beberapa patah kata dan dia merespon walau dalam lunglai, hebatnya dia ingat nama penulis (jujur penulis sedih bila mengingatnya). Cerita disudut kota lainnya pernah terdengar  seorang anak tetangga yang berkondisi khusus, walau orang tua yang sudah berumur tidak menyatakan kondisi anaknya, namun saat penulis mendengar cerita dari kemenakan penulis saat siibu dan anaknya kerumah untuk mengukur baju yang akan dijahit, spontan penulis menyebutkan ciri-ciri anak tersebut yang dijawab oleh kemenakan penulis “iye-iye sambil mengangguk angguk, namun disisi lain siibu memasukkan sianak kesekolah khusus hal inilah yang membuat salut penulis dan harus dicontoh dengan begitu sianak mengerti akan berbagai hal salah satunya yang penulis saksikan saat menyeberang jalan, sianak berkondisi khusus ini mengucapkan kata-kata agar orang tuanya berhati-hati saat menyeberang jalan, dia juga mampu dengan gaya khasnya memberhentikan  oplet yang akan mereka tumpangi dimana saat itu lalu lintasnya lumayan ramai. Bagi yang masih ragu-ragu dengan ciri-ciri yang nampak pada anak dengan syndrom down berikut penulis sajikan seperti yang dikutip dari http: //halospot.com/penyakit/penyebab-down-syn drome, ciri-cirinya adalah: “ tinggi badan yang pendek, kepala kecil, hidung pesek, tulang tengkorak yang cendrung oval, bentukan rupa mirip orang mongolid, sehingga dikenal mongolisme.” Mudah-mudahan sedikit tulisan ini yang merupakan Ruas di penghujung tahun 2016 dapat menambah sedikit wawasan kita tentang anak berkondisi khusus sindrom down.

Sekianlah,
Pekanbaru, 25 Desember 2016

Minggu, 11 Desember 2016

Cerpen: Baru nak nengok tudung saji

Aku sedang menengok acara tv one yang menayangkan berita tentang telah terjadi teror bom Kairo yang telah menelan korban jiwa begitu juge teror bom Turki, peristiwa tersebut bagai mengingat kejadian semalam di Indonesia yang juge dihebohkan dengan teror bom Bekasi yang Alhamdulilah dapat diselamatkan oleh pihak kepolisian, peristiwa yang tidak bisa dibayangkan itu, dari berbagai sumber dikatakan targetnya Istana Negara. Tak taulah ape yang terjadi belum selesai satu masalah sudah ditambah masalah lain, belum lagi  kasus penistaan agama yang belenget lenget sampai menyita tenaga, biaya, waktu dan entah beleret kemane mane seperti penangkapan beberape aktivis yang diduga makar, berleret ke NKRI, keberagaman. Ontahlah mudah-mudahan hukum dapat ditegakkan dan masalah dapat diselesaikan. Bencana lain di tahun 2016 seperti kemarahan alam diantaranya yang terbaru gempa yang mengguncang Aceh dan tidak dapat terelakkan telah menelan korban jiwa sebagai menambah catatan di akhir tahun 2016. Aku masih menonton acara tv one sambil  bergerak ke sudut kursi santai untuk mengambek hp comelku, rupenye si etap menelpon, hallo tap sehat? " sehat mak ape kabo" ucap etap diujung telpon yang entah mimpi ape tibe2x menelpon malam-malam, "Alhamdulillah sehat, engkau ape pasal menelpon mak sangke udah pindah ke seberang"  jawabku. Ewah...mak ni iyelah tau aje tap nak pindah hehehe..." kemudian die melanjutkan "Iye mak, nak mengubah nasib...ditempat orang....sekali kali baru balek suaikan mak" ucap etap mengetai mintak penguatan dari aku, "bantailah tap kau kan bukan budak-budak lagi udah beso panjang, bekal di kepale pun udah ade, keterampilan pun punye, bagus juge lah kau menengok ke seberang tu, mencari pengalaman baru ilmu disini tak ade yang pas aku tengok dengan jurusan kau, jawabku karena aku tau kemampuan etap "ha itu sedapnye dengan mak ni" ucap etap memuji, "pandailah engkau, bile kau pergi" tanye aku yang dijawab etab "selesai pengurusan paspor aku berangkat mak, doakan ye mak" "Iye jage diri engkau, selamat jalan..." "Iye mak" ucap etap yang selalu memanggil aku dengan sebutan mak walau bukan mak die, tapi itulah panggilan die dari dulu dengan aku. "Iyelah tap bile udah ade kepastian berangkat telpon" ucapku mengingatkan, yang dijawab etap "iye mak, oh ye mak udah makan" belum lagi  baru nak nengok tudung saji jawabku " "Iyelah mak, selamat makan aje, sampai jumpe" suare etap mulai sayup.

Selasa, 06 Desember 2016

Ruas: Dalam makna yang sama

Terik panas yang tak menentu di kota bertuah dengan hiruk pikuk lalu lintas yang besepai, masih ada yang membuat aku tersenyum saat melihat tarian pucuk ubi yang mulai tinggi ditambah lambaian pokok bunge sejenis palam yang melebat serta pokok lain yang mulai menjuntai ditanam isap yang bertangan dingin dalam urusan tanaman mengurangi kegerahan panasnya kota panas, kalau dibalek beberape bulan yang lalu saat penulis menunaikan ibadah haji sangat berbeda, di Tanah Suci yang sepanas apepun Alhamdulilah atas izin Allah tidak merase panas, Allah Maha Besar dan punya segala kuasa, rindu......mudah2xan atas izin Allah dapat ke tanah suci lagi Insya Allah.....Pemandangan harian lainnye merupekan aktivitas warga masyarakat diujung kota yang berlarian dengan waktu, para orang tua mengantar anak-anak kesekolah disela sela kesibukan mencari nafkah sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, namun ada juga yang pergi sendiri tidak diantar orang tua /kakak/abang mungkin rumahnya sangat dekat dengan sekolah jadi olah raga ...berjalan kaki, dan bersama sama  kawan - kawan dekat rumah ataupun jumpe dijalan mau same-same kesekolah yang jelas penuh semangat kesekolah tempat menimba ilmu pengetahuan dengan tas-tas ransel berbagai ukuran dan tecenceng dipunggung ade yang menjuntai, ade yang pas2xan tak kesahlah yang penting bisa dipakai dan bisa kesekolah itu yang utama selamat belajar.... Aku kembali tersenyum saat melihat dan membaca berbagai artikel tulisan yang menarik hati yang harus dicerna, banyak makna yang tak terungkap, tidak terbaca tapi dia ada seperti tulisan yang tepampang di asmida65: membaca yang tidak terbaca, kalimat itu muncul begitu saja dipikiran dan langsung kutulis, tapi apakah betul muncul begitu saja, tidak mungkin (maaf tulisan mulai berat), semua itu adalah proses panjang dalam rangkaian perenungan berbagai fenomena yang membentang dalam kaitan terstruktur bagai matematika cintaku suatu sistem yang hanya mampu dibaca oleh orang yang diberi kekuatan membaca oleh Allah swt, walau nampaknya tidak terbaca. Hari ini dalam  aktivitas harian yang tidak terlalu padat, aku menemukan salah satu tulisan yang berjudul membaca yang tidak terbaca, dalam makna yang sama.

Sabtu, 03 Desember 2016

212 aksi damai....: auk.


Aksi Damai 212  di jakarta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan aksi damai, berikut beberapa fhoto yang dapat diambil melalui tv one.
Lautan manusia peserta aksi damai 212 dari berbagai unsur masyarakat 



Dalam gambar yang ditayangkan terlihat pengawalan ketat presiden dan wakil presiden saat menuju istana setelah menemui peserta aksi damai 212 

Sumber Gb: TV One



Presiden menyampaikan pidato saat menemui peserta aksi damai 212 dengan pengawalan ketat, diantaranya bersama wakil presiden pak yusuf kalla, pak wiranto dan menteri agama.




Aksi damai 212 bukan hanya di Jakarta tapi juga terjadi berbagai daerah salah satunya di Pekanbaru Riau.

Selain aksi damai 212, hari ini juga dari berbagai sumber diketahui adanya penangkapan oleh kepolisian pada pagi hari diantaranya penangkapan al: Rachmawati Soekarno, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang dll, yang diduga makar.





Sumber video: youtube

Jumat, 02 Desember 2016

1 Desember 2016 Sosialisasi Lomba Budaya Mutu di Aula Disdik Pekanbaru: Suatu catatan Mutu


Penulis (Dra. Hj. Asmida, M. Pd) saat mengikuti acara sosialisasi lomba budaya mutu di aula Dinas Pendidikan Pekanbaru. 
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Pekanbaru memberi sambutan selanjutnya pemaparan tentang lomba budaya mutu dari Kepala SD Santa Maria, Kepala SD Asshofa, Kepala SDN 20, Kepala SDN 148 yang telah berhasil mengikuti lomba tingkat nasional diberbagai kategori th 2016. Dengan diadakannya acara sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kepala sekolah khususnya 49 SD dilingkup UPTD Pendidikan Kecamatan Tampan untuk lebih berbenah dalam berbagai aspek untuk kemajuan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, selain itu untuk menambah pengalaman tidak ada salahnya kepala sekolah berkunjung dan melihat hal yang baik yang telah dilakukan oleh sekolah yang telah menjadi pemenang dan mengapa mereka menjadi pemenang. Mudah2xan tahun-tahun berikutnya, SD Negeri maupun SD swasta yang terbaik darì seluruh aspek penilaian dilingkup UPTD Pendidikan Tampan khususnya dapat mengikuti persaingan tersebut yang dimulai ditingkat kota, salah satu yang harus disiapkan tentunya kerja keras dari kepala sekolah beserta jajarannya begitu juga pembinaan dari bapak ibu pengawas yang memantau berbagai kegiatan di sekolah binaannya masing-masing. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan selamat kepada bapak dan ibu pemenang yang telah mengukir prestasi di tingkat nasional mengharumkan nama Pekanbaru khususnya dan Provinsi Riau umumnya,  jangan pernah berhenti terus bekarya dan menjadi contoh untuk lebih baik dalam mutu.

Penulis dan utusan masing-masing UPTD Pendidikan yang terdiri 3 kepala SDN dan 2 SD Swasta mendengar pengalaman masing2x pemenang. Hadir juga dosen /kawan kuliah waktu S1 Pendidikan Matematika Universitas Riau th 1984 pak Jasman Jaiman yang sekarang mengelola salah satu sekolah swasta di Pekanbaru.

Penulis (Dra. Hj. Asmida, M.Pd) fhoto bersama setelah acara usai.

Peserta acara sosialisasi lomba budaya mutu dari UPTD Pendidikan Kecamatan Tampan

Narasi oleh: Dra. Hj. Asmida, M.Pd
Fhoto koleksi pribadi: Dra. Hj. Asmida, M.Pd