Jumat, 04 Januari 2019

Asmida 65 : Istirahat melepas penat di Kota lama. Sesi pertama

Cerita akhir tahun 2018 sesi pertama 
Libur melihat hijau yang tersisa dan sungai rokan yang telah keruh, Kota lama 23 s. 24 Desember 2018 
Setelah melepas penat habis perjalanan dari kota Pekanbaru menuju kampung halaman tempat kelahiran Kotalama Rohul kami beristirahat dirumah kakak penulis Raja Muda Darwati yang semenjak menikah tinggal di Kotalama sedangkan kami besar dan tinggal menetap di Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti (kapan2x kita lanjutkan ceritanya). Berikut beberapa momen saat di Kotalama Kec. Kunto Darussalam Rohul. 
1. Ziarah kubur 
Ziarah kubur merupakan hal yang tidak pernah terlewatkan saat balek kekampung tempat kelahiran hal tersebut sudah sejak kecil diajarkan oleh ayah dan mak kami, waktu masih kecil memang tidak tau maksud yang tersirat karena masih anak-anak tapi seiring perjalanan waktu ditambah seringnya cerita keagamaan dari orang tua yang penulis kecil dengar yang didapat mak Hj. Tengku Sribanun  dari Syekh surau biasa mak menyebut tuan gurunya ditambah lagi galian berbagai sumber bacaan yang sering penulis remaja bahas bersama ayah yang sangat kaya akan berbagai bidang ilmu (kami punya hobi yang sama membaca dan menelaah bacaan) Selain menghormati dan mengingat jasa keluarga turun temurun yang telah dialam keabadian juga pelajaran bagi yang hidup bekal bagi yang masih hidup pada dasarnya kita itu sendiri dan sendiri, belajarlah bertanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan diamanahkan berusahalah untuk tetap berbuat baik walau dalam keadaan tidak baik, saling mengingat dalam kebaikan bagi yang mau mendengarkan semua akan kembali pada diri masing2x  mempertanggung jawabkan segalanya dihadapanNya. 







Penulis Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M.Pd  bersama kakak Raja Muda Darwati dan kemenakan  Farida, S.Pd di makam ibunda Hj. Tengku Sribanun 





Penulis di pemakaman Ayahanda H. Raja Muda Depang 

Penulis mencoba tegar dalam luka di makam Ibunda Hj. Tengku Sribanun dan Ayahanda H. Raja Muda Depang, yang makamnya berdampingan saat telah tiada karena pemakaman dekat mesjid raya Kota Lama telah penuh kata pengurus di kampung  saat di konfirmasi sebelum ibunda tercinta dibawa jenazahnya ke Kota lama (sesuai permintaan almh beberapa hari sebelum meninggal dunia pada tgl 13 Januari 2003 petang mendekat waktu maghrib, pesan tersebut seperti yang disampaikan beliau kepada abang sepupu ) dari Pekanbaru pada tgl 14 Januari 2003   kemudian diputuskan almh ibunda Hj. Tengku Sribanun binti H. Tengku Said dikebumikan di pemakaman keluarga Raja Muda di Kotalama Kecamatan Kunto Darussalam Rokan Hulu berdampingan dengan kubur suaminya ayahanda H. Raja Muda Depang yang letaknya tidak berapa jauh dari Mesjid Raya merupakan mesjid tertua di Kotalama, kini hanya doa yang akan selalu mengiringi  semoga Allah swt mengampunkan segala dosa yang pasti ada pada setiap manusia. Ya Allah tempatkan orangtuaku di SurgaMu, Aamiin. Mohon ampunan segala silap salahnya begitu juga mohon ampunan dosa uwak,datuk kami Raja Muda Akar, Raja Duma dan saudara famili kami yang telah abadi dialam barzah. Aamiin 

Kemenakanda Ricky dan Farida 

Penulis (jilbab dongker), kakak Raja Muda Darwati (jilbab abu-abu), dan kemenakanda Farida (pakai selendang kuning) serta kemenakanda Ricky

Selanjutnya kami ziarah ke pemakaman kakanda Raja Muda Rosmani yang meninggal karena sakit buah kayu saat anak-anak nya masih sangat kecil si bungsu Elva Susanti  waktu itu berumur delapan bulan sedangkan yang lainnya Sudirman yang paling tua masih SD kalau tak salah duduk kelas empat di SD Negeri 3 Selatpanjang, Farida kira2 umur empat tahun, Hendri umur dua tahun lebih kurang  sedangkan Husni Thamrin sudah dahulu dipanggil yang maha kuasa Allah swt. Semua anak almh dibawa ayahanda ke Selatpanjang tinggal bersama kami, terakhir baru Farida dibawak ayah yang melihat kondisi ekonomi dan berbagai pertimbangan lainnya tidak memungkinkan di tinggal di kampung kotalama, maklum uwo Rosmani biasa kami memanggil merupakan anak kesayangan kedua orang tua, kakak 2 kami sebelumnya sudah meninggal saat mereka masih kecil jadi sangat wajar ayah dan mak sangat menyayangi dan melengkapi segalanya untuk almh.  Di pemakaman mesjid raya ini juga kami berziarah ke pemakaman uwak Siti nur laut yang bersebelahan sangat dekat dengan mesjid raya seperti yang telah penulis sampaikan diatas. Berikut beberapa momen yang dapat diabadikan sebagai kenang2xan dan pembelajaran bahwa tidak ada yang abadi. 

(bersambung) 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar